Akhirnya indah kan bertemu,
dan menyatu;
Bukan hanya sekedar bertamu,
dan berlalu.
Kau harapanku,
kau pun harapkanku.
Kuberikan yang paling,
untuk raih mu;
Dan kau berikan saling,
untuk sambut ku.
Aku menuju;
Kau setuju.
Demi segala bentuk aku yang menjelma kamu
dan segala bentuk kamu yang menjelma rindu,
Maka akan kutempuh sejuta cerita
menuntun perjalanan menuju kita.
Akan kurawat anak rindu ini
Kuberi makan setiap hari
Hingga saatnya nanti
Akan kupotong ia dengan pisau waktu
Kumasak tanak diatas tungku
Kutambahkan bumbu-bumbu candu
Dibungkus dengan kepastian
Beraromakan perjuangan
Diatas segala penantian
Dari segala awal yang tak disengaja,
menuju kepada akhir yang bahagia
: Akhir yang kita semogakan bersama
Pada nyala dalam diam
Disitulah rindu ini terpendam
Pada riuh kala sunyi
Disanalah cinta ini bersemi
Pada kata yang tiap hari kunanti
Disanalah jiwa ini menepi
Dan pada tatapmu yang teduh
Disitulah hati ini berlabuh
Jarak hanyalah angka rekaan manusia
Dihadapan hati yang mencinta,
ia fana belaka
dan waktu...
Waktu hanyalah variabel pelengkap semesta
Dihadapan jiwa yang mendamba,
ia nyaris nirmakna
. . . . .
Jarak dan waktu hanyalah pengganggu
bagi abadiku dan abadimu;
Karena diantara bentangan jarak dan panjangnya waktu,
yang aku butuhkan hanya satu
: kamu